Pemda Pulau Morotai, Maluku Utara melalui Dinas Pendidikan dan Kebudayaan mengalokasikan anggaran sebesar Rp.4,6 miliar untuk merenovasi 23 sekolah pada tahun 2025.
Dana tersebut bersumber dari Dana Alokasi Umum (DAU) dan ditujukan untuk memperbaiki infrastruktur pendidikan yang rusak maupun mengaktifkan kembali sekolah-sekolah yang sempat tidak beroperasi.
Dari total 23 sekolah yang akan direnovasi, 18 diantaranya adalah SD. Menariknya, 10 SD merupakan sekolah yang sudah lama tidak aktif, dan tahun ini akan direncanakan dihidupkan kembali. Sementara 8 SD lainnya mwsih aktif, namun mengalami kerusakan pada sejumlah ruangan dan fasilitas.
Selain itu, terdapat lima SMP yang juga masuk dalam daftar penerima program renovasi. Dari jumlah itu, satu SMP merupakan sekolah yang sebelumnya tidak aktif dan akan diaktifkan kembali, sementara empat lainnya adalah SMP aktif yang membutuhkan perbaikan fasilitas.
Kepala Seksi Sarana dan Prasarana Pendidikan Dasar dan Menengah Dinas Pendidikan Morotai, Tantawi Gorahe, membenarkan adanya alokasi tersebut saat dikonfirmasi, pada Selasa, 29 Juli 2025.
“Setiap sekolah akan mendapatkan alokasi sebesar Rp200 juta. Namun penggunaan anggaran akan disesuaikan dengan tingkat kerusakan masing-masing sekolah,” ujarnya.
Menurutnya, jika kerusakan sebuah sekolah tergolong berat, maka dana renovasi akan difokuskan untuk memperbaiki dua ruang kelas. Sebaliknya, jila kerusakan tergolong ringan, maka bisa memcakup hingga tiga ruang kelas.
“Jadi nanti kita lihat dulu kondisi di lapangan. Angvaran akan digunakan seefesien mungkin, sesuai kebutuhan dan skala prioritas,” jelasnya.
Langkah ini, kata dia, merupakan bagian dari komitmen Pemda untuk meningkatkan kualitas sarana pendidikan terutama di daerah-daerah yang sebelumnya mengalami kekurangan fasilitas atau akses pendidikan yang terbatas.