Pustaka Insani Institute Kabupaten Halmahera Timur sukses menggelar kegiatan Dialog dan Ngobrol Buku sekaligus mengampanyekan gerakan literasi dengan tema “Semangat Literasi: Budayakan Bernarasi Menuju Haltim Berbasis Gitalisasi”, Rabu, 24 September 2025.
Kegiatan ini berlangsung di Pojok Coffee 40, Kota Maba, dan dihadiri oleh berbagai elemen pemuda, organisasi kemasyarakatan, hingga tim ekspedisi dari Universitas Padjadjaran Bandung.
Direktur Eksekutif Pustaka Insani Institute, Heriwiyanti mengungkapkan, gerakan ini muncul sebagai respons atas minimnya ruang publik yang aktif dan produktif di Kota Maba.
“Kami melihat adanya kekosongan ruang diskusi di sudut-sudut kota Maba yang kian mati. Karena itu, bersama Sekretaris Eksekutif Rusmin Hasan, kami menggagas gerakan literasi ini sebagai solusi dari bawah (grassroots), untuk menciptakan ruang publik yang sehat, harmonis, egaliter, dan inklusif,” ujarnya dalam sesi diskusi.
Ia menambahkan, fokus utama dari Pustaka Insani Institute adalah mendorong gerakan literasi di kalangan pelajar serta menyebarkan edukasi bagi masyarakat umum.
“Kami berharap gerakan literasi di Halmahera Timur terus tumbuh dan hidup untuk semua elemen, khususnya generasi muda. Harus ada kolaborasi dalam misi pencerahan, membentuk masyarakat yang terdidik demi masa depan Halmahera Timur yang lebih maju, setara, dan berkeadilan,” tambahnya.
Kegiatan ini menghadirkan sejumlah narasumber yang berpengalaman di bidang literasi, di antaranya Kartini Abdullah (Founder RBK Haltim), Adim Rajak (perwakilan DPD KNPI Halmahera Timur), serta perwakilan dari Pustaka Insani Institute sendiri. Diskusi dipandu oleh Rusmin Hasan selaku moderator sekaligus Sekretaris Umum Pustaka Insani.
Selain itu, turut hadir berbagai organisasi kepemudaan seperti DPD KNPI Haltim, HIPMI Haltim, PDPM Haltim, Forum Kota (Forkot), serta sejumlah aktivis muda dan mahasiswa dari berbagai latar belakang.
Acara ini diharapkan menjadi titik awal kebangkitan literasi berbasis komunitas di Halmahera Timur serta memperkuat budaya diskusi dan narasi sebagai bagian dari pembangunan manusia yang berkelanjutan.