Desa Lukulamo, Lelilef Woebulan hingga Desa Woekob, Desa Woejerana, dan Desa Kulo Jaya di Transmigran Kobe, Weda Tengah, Halmahera Tengah, Maluku Utara, terendam banjir. Peristiwa tersebut setelah hujan deras mengguyur kawasan itu sejak Sabtu, 20 Juli 2024.
Ketinggian air di beberapa lokasi yang mencapai 1-2 meter membuat sejumlah warga menerjunkan longboat, untuk mengevakuasi warga-warga yang terjebak banjir. Seperti yang terlihat di Desa Lelilef Woebulan.
“Itu (longboat) dorang (mereka) kasih turun di Desa Lelilef Woebulan,” ucap salah satu pekerja asal Ternate bernama Ongen yang bermukim di Desa Lukulamo, saat dikonfirmasi cermat, Senin, 22 Juli 2024.
Ongen mengatakan, saat ini warga dan para pekerja masih terjebak di indekos Desa Lukulamo. Bahkan, terdapat ibu hamil hingga bayi berusia 3 bulan yang masih tertahan dan butuh pertolongan. “Karena banyak yang pakai perahu karet malah terbawa arus,” katanya.
Kepala Desa Lelilef Woebulan, Faisal Djamil mengatakan selain warga, pemerintah daerah serta perusahaan pengolahan nikel seperti Indonesia Weda Bay Industrial Park (IWIP), juga menerjunkan perahu karet untuk mengevakuasi warga yang terjebak banjir.
“Longboat (dari warga) 1 unit dan perahu karet (dari IWIP) 2 unit untuk evakuasi warga di Desa Lukulamo sama pertigaan jalan masuk Transmigran Kobe. Ada juga dari pemda perahu karet, tapi saya tidak tahu berapa banyak,” jelasnya.
Lebih lanjut Faisal menuturkan, warga yang terjebak banjir di Desa Lukulamo dievakuasi ke jalan menuju Gunung Tabalik dan pertigaan jalan ke Desa Waibulan. “Di Desa Waibulan saya sudah siapkan 2 unit posko di kantor desa dan Masjid Waibulan, saya juga buat dapur umum,” pungkas Faisal.
—-
Penulis: Olis
Editor: Ghalim Umabaihi