Demonstrasi protes pemilihan gubernur gubernur (Pilgub) di Kota Ternate, Maluku Utara, masih terus berlanjut. Massa meminta KPU menindaklanjuti dugaan pelanggaran paslon Sherly-Sarbin hingga mendesak Mendagri Tito Karnavian dicopot.
Aksi tersebut kembali dilakukan oleh Aliansi Masyarakat Maluku Utara (AMMU) di Depan Kantor KPU dan Bawaslu Provinsi Maluku Utara, Rabu, 04 Desember 2024.
Massa menuntut Paslon 04 Sherly-Sarbin didiskualifikasi dan meminta dilakukan pemungutan suara ulang (PSU) tanpa karena dinilai menciderai demokrasi di Maluku Utara.
Pantauan cermat dalam aksi itu, sejumlah spanduk bernada protes dibentangkan bertulis Copot Tito Karnavian dari Mendagri, Tito Biang Kerok.
Orator Demo, Arham Goma menyampaikan, pihaknya mendesak Bawaslu bersikap tegas terhadap dugaan kecurangan yang masif dalam penetapan Sherly Tjoanda sebagai calon gubernur pengganti.
“Kami meminta agar Bawaslu memeriksa data dana kampanye paslon 04, khususnya terkait Yayasan Bela yang selama ini aktif membagi-bagikan sembako hampir di seluruh wilayah Maluku Utara. Totalnya mencapai ratusan miliar. Kami meminta PPATK untuk mengaudit dan menginvestigasi aliran dana tersebut, karena dikhawatirkan ada indikasi pencucian uang,” ujar Arham.
Dia menyebut, ada sejumlah kejanggalan pada tahapan pilkada yang dilakukan paslon 04, di antaranya terkait proses pemeriksaan kesehatan paslon tidak sesuai prosedur, manipulasi identitas cagub, keterlibatan lembaga pemerintahan secara terstruktur, sistematik, dan masif (TSM).
“Selain itu ada juga pembagian uang secara terang-terangan kepada calon pemilih, membagikan uang kepada masyarakat saat menghadiri kampanye akbar, membagikan uang kepada masyarakat saat blusukan ke berbagai tempat, dan membagikan uang oleh tim pemenangan jelang hari pencoblosan,” katanya.
Penulis: Muhammad Ilham Yahya
Editor: Rian Hidayat