News  

Masyarakat Tomajiko, Hiri Bikin Kampung Ramadan II, Ini Agenda Kegiatannya

Warga Hiri saat hendak m memasang plang Jalan bertuliskan Jl. Abdul Basir. Foto: Istimewa

Masyarakat Tomajiko, Kecamatan Pulau Hiri, Kota Ternate, Menyambut bulan suci Ramadhan 1445 Hijriah dengan menggelar pelbagai macam kegiatan. Salah satunya Kampung Ramadhan II yang mengangkat tema “Eli Ma Bati Kaha, Sonyinga Hado Luhadi”.

Agenda Kampung Ramadhan yang dilakukan kedua kali ini dikemas lebih meriah dan unik dari tahun sebelumnya.
Selain karena mendapat dukungan penuh dari tokoh agama dan tokoh adat, pemerintah kelurahan, serta semua elemen masyarakat di Kelurahan Tomajiko.

Menurut Ketua Pemuda Kelurahan Tomajiko, Suryadi Saleh, mengatakan kegiatan Kampung Ramadhan II ini, menjadi salah satu ajang kekerabatan sosial demi mempererat tali persaudaraan serta memperkenalkan potensi wisata, sejarah, budaya, agama maupun ekonomi yang ada di Tomajiko.

Hal ini, kata ia, mengingat adanya Singkong, Pisang dan Sukun (Amo) yang bisa diolah menjadi pelbagai kuliner bernilai lokal. Selain itu karena juga Pangaji Baba Lifa yang baru saja diresmikan sebagai pusat kegiatan keagamaan bagi anak-anak di Tomajiko.

“Oleh karena itu, perlu kiranya kita seriusi dalam mengelola serta mempromosikan sumber daya yang ada di kampung melalui agenda Kampung Ramadhan II ini. Peran Pemuda menjadi pendorong utama dari semua kegiatan ini,” kata Suryadi.

Sementara, Ketua Badan Kesejahteraan Masjid Nurul Aminin Tomajiko, Wawan Ilyas mengatakan, kegiatan Kampung Ramadhan II merupakan kerja sama Pemuda dan BKM Nurul Aminin. Tujuannya adalah mengajak generasi muda serta masyarakat untuk berusaha mandiri dengan potensi yang ada.

“Kita butuh meninggalkan sudut pandang yang semata-mata bergantung pada pemerintah,” kata Wawan, ketika memberi sambutan dalam agenda pembukaan Kampung Ramadhan II dan Deklarasi Tokoh Abdul Basir sebagai Pahlawan Perintis Kemerdekaan Republik Indonesia, Jumat, 15 Maret 2024.

Baca Juga:  Kotak Suara 8 Kelurahan di Ternate Utara Mulai Dikirim ke Kecamatan

Dalam soal khazanah sejarah kemerdekaan misalnya, sambung ia, orang Hiri punya peran penting dan sangat menentukan ketika. “Ketika kita menelusuri jejak Sekutu dalam melawan Jepang di Maluku Utara. Melalui perang Abdul Basir dan kawan-kawannya waktu itu ikut merancang strategi, mengelabui pasukan Jepang, dan berhasil mengantarkan Sultan Iskandar Muhammad Djabir Sjah dari Ternate-Hiri-Morotai-Australia,” paparnya.

Tanpa orang-orang kecil ini, menurutnya, Jenderal Besar Doughlas MacArthur tidak akan bisa mendapat informasi penting mengenai kelemahan Jepang dalam Perang Dunia II, yang membuka jalan bagi kemerdekaan di bulan Agustus. Dan tanpa orang Hiri, MacArthur, jenderal besar Sekutu itu tidak akan bisa mencapai kemenangan strategis dalam Perang Dunia II di Pasifik.

“Tanpa melihat peran orang-orang kecil seperti Abdul Basir inilah, misi Klandestin Angkatan Laut Amerika tidak akan berhasil menguasai Jepang di kawasan ini,” ungkapnya.

Oleh karena itu, kata ia, Abdul Basir yang berjuang hingga menemui ajalnya di medan peperangan, medan juang, merupakan memori kolektif ketika semua, sebagai bagian terpenting proses kebangsaan Indonesia dalam mencapai kemerdekaan 1945.

“Maka, melalui Kampung Ramadhan II ini, kita perlu menegaskan, bahwa Abdul Basir adalah pahlawan perintis kemerdekaan Republik Indonesia. Kitalah yang harus memberikan pengakuan itu, karena itu adalah hak kita dalam melihat sejarah,” tambahnya.

Ia menegaskan bahwa harus ada penulisan ulang sejarah nasional Indonesia, karena terlalu banyak peran orang-orang kecil yang tidak terekam sejarah nasional. “Historiografi Indonesia harus digarap lagi, dan itu dimulai dari sejarah keterlibatan orang-orang kecil seperti Abdul Basir dan kawan-kawan perjuangan pada masanya. Di Maluku Utara, banyak sekali orang-orang lokal yang berperan sangat besar dalam perjuangan revolusi Indonesia,” katanya.

Baca Juga:  Ini Penjelasan Soal Hutang Piutang yang Libatkan Nama Kadinkes Sula

Setelah membuka kegiatan Kampung Ramadhan II secara resmi oleh Lurah Tomajiko, Musa Ibrahim, S.IP, masyarakat Tomajiko serta para undangan yang sedari awal hadir memakai peci hitam ramai-ramai berjalan membawa sang saka Merah Putih serta sebuah plang Jalan bertuliskan “Jl. Abdul Basir, Pejuang Revolusi 1945” menuju titik, atau pintu masuk Kelurahan Tomajiko. Di tempat itulah, mereka tancapkan plang Jalan tersebut dengan teriakan “Abdul Basir, Merdeka ” sebanyak tiga kali.

Asghar Saleh, selaku penulis produktif yang getol menulis sejarah para pejuang, memberi kesan mendalam bahwa mengenang Allahu Yarham Abdul Basir adalah suatu pelajaran penting bagi masyarakat.

“Bertahun-tahun, generasi Maluku Utara sejak Sekolah Dasar didoktrin oleh sistem pendidikan untuk belajar dan menghafal tokoh-tokoh sejarah dari daerah lain, sementara tokoh-tokoh lokal kita sendiri hilang dari teropong mata pelajaran sejarah di sekolah-sekolah. Kita kehilangan identitas kesejarahan,” katanya.

“Oleh karena itu, bagi ia, Deklarasi Abdul Basir ini perlu dilakukan untuk kita ajarkan generasi kita tumbuh dengan identitas kesejarahannya yang heroik dan mengagumkan ini. Mereka mempertaruhkan nyawa untuk kemerdekaan Republik Indonesia. Spirit Abdul Basir dan para pejuang lainnya dijadikan sebagai kekuatan membentuk mentalitas anak-anak dan generasi hari ini dan masa depan,” sambungnya.

Ia menyarankan perlu dilakukan pengajaran di sekolah-sekolah SD mengenai perjuangan Abdul Basir. Paling tidak, mulai dari pelajaran SD di Tomajiko.

Sekadar diketahui, sebelum masuk bulan Ramadhan ini, masyarakat Tomajiko melakukan Ziarah Makam Para Khalifa di Pulau Hiri dan Peresmian Pangaji Baba Lifa sebagai kegiatan Pra Kampung Ramadhan II.

Berikut keseluruhan item kegiatan Kampung Ramadhan II di Tomajiko:

1. Ziarah Makam Para Khalifa
2. Peresmian Pangaji Baba Lifa
3. Pasar Ramadhan
4. Deklarasi Abdul Basir Sebagai Pahlawan Perintis Kemerdekaan
5. Doto Ngaji
6. Nobar Film Dokumenter Pariwisata
7. Sedekah Anak Yatim/Piatu dan Janda
8. Gendang Sahur Keliling Hiri
9. Sayembara Sastra Lisan Ternate
10. Seribu Obor Pulau Hiri di Malam Lailatul Qadar.

Baca Juga:  Kasus Penggunaan Pinjaman Disorot, Praktisi Hukum Desak Jaksa Panggil Sekda Halbar

—-

Editor: Ghalim Umabaihi