News  

Mereka yang Menggelar Merah Putih di Jalanan Ternate

Lapak kecil para pedagang musiman berderet di sisi jalan kawasan Gamalama, Ternate. Jelang peringatan HUT Kemerdekaan RI, pemandangan lazim ini mudah dijumpai. Foto: Rian Hidayat Husni/cermat

Matahari baru saja terik pagi itu. Beberapa pedagang musiman mulai berjejer memenuhi sisi jalan di kawasan Gamalama, Kota Ternate. Wajah Nona, 34 tahun, tampak murung menunggu pembeli pernak-pernik hari kemerdekaan yang baru dijualnya tiga hari lalu.

“Saya sudah lama jualan begini. Asal saya dari Gorontalo,” ujar Nona memperkenalkan diri saat disambangi kru cermat pada Jumat, 20 Juli 2023.

Ia mengaku menawarkan harga murah bagi pengunjung yang singgah di lapaknya. Nona bilang, barang dagangannya itu dipasok langsung dari Pulau Jawa.

“Langsung dari bos kami di Jawa. Kalau harga bendera memang bervariasi, tergantung ukurannya. Jenis bendera gerak jalan Rp45 ribu, sedangkan untuk bendera di rumah lebih murah, yaitu Rp35 ribu,” kata Nona.

Jalanan Ternate memang mulai digerumuti para pedagang musiman akhir-akhir ini. Mereka menjual umbul-umbul, bendera merah putih, hingga background berukuran panjang.

Aksesoris merah putih bergelantungan di samping jalan kompleks Belakang Benteng Oranje, Ternate. Foto: Rian Hidayat Husni/cermat

Selain Kelurahan Gamalama, kebanyakan pedagang musiman ini juga memilih mencari nafkah di kawasan belakang Benteng Oranje dan beberapa titik keramaian lainnya di Ternate.

“Biasanya pas laku itu menjelang tiga hari acara tuju belasan, itu banyak pembeli. Penghasilan sehari bisa capai Rp500 ribu. Kalau sekarang masih satu-dua orang, kadang-kadang tidak sama sekali,” tuturnya.

Kendati cuma berjualan musiman, Nona mengaku keuntungan yang diperolehnya cukup untuk sejumlah kebutuhan rumah tangga.

Merah Putih di Belakang Benteng

Sambil menunggu pembeli, Cucum sesekali menata aksesoris yang bergelantungan di pagar tepi jalan itu. Di tengah lalulalang kendaraan di kompleks belakang benteng, perempuan paruh baya itu tampak sibuk.

Mbak Cucum, sapaannya, mulai berjualan pernak-pernik merah putih sejak 2008 silam. Ia juga nyambi jadi pedagang gorengan bersama suaminya.

Bagi Cucum, ada risiko yang tak dapat dilepaskan dari berjualan aksesoris merah putih itu, terlebih hanya dijual musiman.

Baca Juga:  Pemda Sula Targetkan Jalan Penghubung Kabau-Wai Ina Tuntas Sebulan

“Kendalanya ya kita harus menunggu pembeli yang lewat. Kadang-kadang lelah juga karena sepi, tapi mau gimana, namanya juga kerja kan, disyukuri aja,” ujarnya.

Semenjak delapan tahun lalu, hingga kini Cucum (51) masih bertahan menjadi penjual aksesoris merah putih di Kota Ternate. Foto: Rian Hidayat Husni/cermat

Sekali waktu, kata dia, saat Peringatan HUT Kemerdekaan RI di Ternate, ia meraup keuntungan hingga jutaan rupiah. Sebagian hasil itu kemudian disetor ke bosnya.

“Kebanyakan yang beli itu anak-anak kalau untuk aksesoris, juga umbul-umbul dan bendera. Sementara background banyak dibeli untuk hajatan HUT RI,” tutur dia.

Ada banyak macam barang yang dijual Mbak Cucum. Mulai dari bendera, gantungan kunci berbentuk ketupat merah putih, umbul-umbul, background, hingga mainan anak-anak. Dari keuntungan jualan itu, cukup baginya menafkahi keluarga.

“Anak saya ada lima, semua tinggal di Jawa. Saya sendiri sudah jualan ini dari 2008 di Ternate. Ya menikmati aja pekerjaan ini meski hasilnya kalau dihitung setahun tidak besar amat, tapi alhamdulillah,” tutupnya.

___

Penulis: Rian Hidayat Husni