Ribuan putra-putri dari berbagai daerah saat ini sedang mengikuti seleksi penerimaan anggota Polri di Polda Maluku Utara.
Para calon siswa atau casis itu mulai dari calon taruna dan taruni akademi kepolisian (Catar Akpol), Bintara, dan Tamtama.
Saat ini ribuan casis tengah mengikuti tahap kesehatan pertama, sesuai jadwal yang ditentukan Panitia Daerah Polda Malut.
Dalam penerimaan anggota Polri tahun 2022, ada seorang anak petani serabutan asal Kepulauan Sula bernama Sulastri Irwan menjadi korban, karena diduga kelalaian panitia.
Tapi atas kebijakan Kapolda Malut, Irjen Pol Midi Siswoko yang berkoordinasi dengan Mabes Polri, Sulastri diluluskan dan telah mengikuti pendidikan.

Menyikapi hal itu, praktisi hukum Wahyuningsih Madilis mengingatkan kepada panitia daerah agar bekerja transparan dan akuntabel sesuai SOP penerimaan anggota Polri.
“Agar tidak terjadi penyelewengan di saat proses penerimaan Anggota Polri berlangsung. Untuk Pak Kapolda agar memntau langsung kinerja anggotanya,” ucapnya, Kamis (4/5).
Wahyuningsi menyarankan jenderal bintang dua itu memantau langsung proses rekrutmen untuk menghindari kejadian seperti yang dialami Sulastri.
“Jika ini terjadi akan dapat mengakibatkan menurunnya tingkat kepercayaan masyarakat terhadap Polri,” katanya.
Wahyuningsi juga mengingatkan kepada panitia daerah agar memprioritaskan putra-putri daerah. Karena banyak casis dari luar yang ikut seleksi.
“Kami berharap seleksi tahun ini dan ke depanya putra-putri Maluku Utara paling banyak yang diterima sebagai anggota Polri,” pungkasnya.