Konsul Jenderal Australia untuk 12 provinsi di Indonesia bagian timur, Todd Dias, mengatakan, hubungan Australia dan orang Maluku Utara, sudah terbagun sejak lama hingga kini.
“Australia telah lama menjalin hubungan dengan Maluku Utara. Pada April tahun 1945 saat Perang Dunia Kedua, prajurit militer Australia membantu Sultan Ternate Iskandar Muhammad Jabir Syah pindah sementara waktu ke tempat yang aman di Australia,” kata Todd Dias, dalam rilis yang diterima cermat, Rabu 26 Februari 2025.
Saat ini, Todd Dias, melakukan kunjungan resmi ke Provinsi Maluku Utara pada tanggal 24 hingga 27 Februari 2025. Ia pun bertemu dengan rekan-rekan jurnalis dari Aliansi Jurnalis Independen (AJI) Kota Ternate.
Pada kunjungan resmi ini, Konsul-Jenderal Dias mengunjungi Proyek Direct Aid Program yang dibiayai oleh Konsulat Jenderal Australia di Makassar. Proyek yang dijalankan oleh Yayasan Hohidiai di Kabupaten Halmahera Utara ini difokuskan pada dukungan yang lebih baik terhadap perawatan medis bagi penduduk setempat.
Selain pertemuan dengan para pejabat senior, Konsul-Jenderal Dias juga mengunjungi Universitas Khairun (Unkhair) dan memberikan kuliah umum mengenai hubungan Australia-Indonesia dan peluang studi di Australia, termasuk melalui program Beasiswa Australia Awards, program beasiswa terlama di Indonesia.
Program Beasiswa Australia Awards saat ini sedang dibuka untuk pendaftaran hingga tanggal 30 April 2025. Informasi lebih lanjut tersedia di halaman web: australiaawardsindonesia.org.
“Merupakan suatu kehormatan besar untuk dapat mengunjungi Maluku Utara, yang memiliki hubungan sejarah penting dengan Australia, khususnya sejak Perang Dunia Kedua,” kata Konsul-Jenderal Todd Dias.
Ia mengaku senang dapat mengunjungi Pulau Halmahera dan Kota Ternate, dan melihat secara langsung beberapa potensi dan peluang di provinsi ini.
“Saya juga sangat senang bisa bertemu dengan banyak alumni Australia yang tinggal di Maluku Utara. Dengan program beasiswa Australia Awards, saya berharap lebih banyak orang dari Maluku Utara akan berkuliah di Australia,” jelasnya.
Saat ini, katanya, yang tercatat, ada sekitar 50 orang alumni Australia yang berasal dari Maluku Utara. Ia menduga masih banyak lagi alumni yang belum terdata atau mereka yang menempuh studi ke Australia secara mandiri, tidak melalui beasiswa.