Manajemen Malut United FC membagikan tiket gratis untuk warga kurang mampu jelang pertandingan melawan PSM Makassar di Stadion Gelora Kie Raha (GKR), pada Selasa, 17 Desember 2024 mendatang.
COO Malut United, Dony Nanlohy mengatakan, pembagian tiket gratis tersebut merupakan misi Malut United mengajak masyarakat ikut dalam euforia sepak bola.
“Tujuan kita memang untuk membuat warga senang dan bergembira setiap datang ke stadion. Sampai saat ini kami belum berpikir untuk kepentingan lain seperti bisnis misalnya,” kata Dony melalui siaran pers yang diterima cermat, Sabtu, 14 Desember 2024.
Dony mengaku bahwa banyak pihak yang meragukan tujuan mulia ini. Tetapi faktanya, kata dia, Malut United tak lain merupakan entitas sosial.
“Owner ingin agar warga yang tak mampu punya kesempatan untuk menyaksikan langsung laga Yakob Sayuri dkk di Gelora Kie Raha setiap kali bermain home,” kata dia.
“Sejak laga lawan Persis Solo dan Dewa United, sudah ratusan anak yatim piatu, anak-anak SSB, mantan pemain, para tokoh agama dan mereka yang tak mampu kami berikan tiket untuk menonton secara gratis,” sambungnya.
Ia menegaskan, tiket gratis ini hanya diperuntukkan bagi warga kurang mampu. “Kami fokus pada mereka yang tak mampu secara ekonomi. Sementara yang mampu, harus membeli tiket,” ucapnya.
Pendapatan laga home Malut United sejauh ini, kata Dony, belum pernah digunakan untuk kepentingan lain. Semuanya digunakan untuk bonus pemain, biaya panpel dan juga untuk pengembangan sepakbola usia muda melalui Elit Pro Akademi.
Malut United juga memiliki EPA berjenjang mulai dari U-16, U-18 dan U-20. Selanjutnya kelompok usia dini akan ditambahkan dengan U-14.
“Owner berencana tahun 2026 akan ada seleksi untuk mencari pemain muda terbaik di bawah usia 14 tahun, mereka akan dikirim belajar sepakbola ke Eropa, jadi ada sekitar 5 orang setiap tahun,” jelas mantan pemain Persebaya ini.
Tujuannya agar pemain muda punya kesempatan mengembangkan diri di Eropa. Ada keterkaitan juga dengan jenjang pembinaan lewat EPA.
Kemudian, untuk mengembangkan sepakbola secara berkelanjutan, manajemen juga berencana membangun training ground di Ternate untuk EPA maupun tim Liga 1.
“Jujur saja kami kesulitan dengan fasilitas latihan dan tempat tinggal terutama untuk pemain asing. Tapi kami akan berusaha maksimal agar semuanya terpenuhi,” kata Dony.
Karena itu Ia berharap dukungan penuh dari pencinta sepakbola dan suporter karena Malut United memiliki visi jangka panjang untuk menjadikan Maluku Utara dan Maluku sebagai kiblat baru sepakbola di Indonesia Timur.
Selain fokus pada urusan sepakbola dengan berbagai fasilitas penunjang yang akan dibangun, manajemen bekerjasama dengan pemerintah Kota Ternate untuk mengajak UMKM berpartisipasi menjual produk kuliner setiap pertandingan di Ternate.
“Saat menjamu Dewa United, ada delapan UMKM yang berjualan di area sekitar stadion, semoga bisa bertambah,” harap Dony.
Penulis: Tim Cermat
Editor: Rian Hidayat