Rekening adik kandung anggota DPRD terpilih di Halmahera Selatan Eliya Gabrina Bachmid atas nama Ismid Bachmid menerima transfer uang dari 11 orang rekan mantan Gubernur Abdul Gani Kasuba (AGK).
Hal itu mencuat di persidangan kasus suap mantan Gubernur Maluku Utara, AGK di Pengadilan Tipikor pada Pengadilan Negeri (PN) Ternate, Rabu, 24 Juli 2024.
Dalam persidangan tersebut, Jaksa Penuntut Umum (JPU) pada Komisi Pemberantasa Korupsi (KPK) menghadirkan 10 orang saksi, satu di antaranya adalah Ismid Bachmid.
KPK menampilkan nama-nama di layar kaca yang telah mentransfer uang di rekening saksi Ismid Bachmid, untuk dikasih kepada Eliya Gabrina Bachmid. 11 nama itu mereka di antaranya sebagai berikut:
- Ramdhan Ibrahim, 87 kali transfer total uang sebesar Rp 2 miliar dan 78 juta.
- Zaldi Kasuba, 77 kali transfer total Rp 1 miliar dan Rp 862 juta.
- Eliya Gabrina Bachmid, 150 kali transfer total Rp 1 miliar dan Rp747 juta.
- Muhammad Nur Usman, 19 kali transfer, total Rp 630 juta.
- Husri Leleyan, 19 kali transfer total Rp 425 juta.
- Idris Husen, 27 kali transfer dengan total uang sebesar Rp394 juta.
- Muhaimin Syarif, 10 kali transfer, total Rp335 juta.
- Puji Lestari, 18 kali transfer dengan total Rp 265 juta.
- Lucky Radjapati, 13 kali transfer, total Rp 200 juta.
- Wahidin Tachmid, 7 kali transfer, total Rp 115 juta.
- Olivia Bachmid, 3 kali transfer, total Rp 18,5 juta.
Jika ditotalkan, Ismid Bachmid menerima transfer 430 kali, dengan toral uang sekitar 8 miliar.
Ismid Bachmid saat ditanyakan oleh hakim terkait perannya dalam dugaan kasus tersebut, mengaku bahwa kakaknya Eliya Gabrina Bachmid menggunakan rekening atas nama Ismid.
“Eliya Bachmid adalah kaka saya. Dia menggunakan rekening saya dan uang itu dia pakai semua, bukan saya,” ucap Ismid saat menjawab pertanyaan hakim.
Ismid bilang, uang yang sering masuk ke rekening atas namanya itu adalah uang dari ajudan AGK, mulai dari Waidin Tahmid, Deden Sobari, dan M. Zaldi Kasuba,
“Banyak yang mulia, dan ada juga uang cash Rp 200 juta yang diantar ke Elia,” akuinya.
Ismid mengakui uang yang dikirim para ajudan AGK itu adalah pembayaran hutang, paling besar Rp 50 juta dan Rp 25 juta.
Selain itu, kakaknya pernah mendapatkan proyek di beberapa Dinas. Seperti proyek Disnakertrans Maluku Utara senilai Rp 6 miliar. Pembangunan pelabuhan speed Gurapaing Rp 1 miliar. Dan pembangunan parkiran Masjid Raya Shaful Khairat Sofifi.
“Jadi setiap pencarian ada nomor baru telepon, lalu sampaikan kalau ada uang om Haji (AGK) pinjam dulu Rp 50 juta. Dan setiap proyek pasti diminta uang,” pungkasnya.
—-
Penulis: Samsul Laijou
Editor: Ghalim Umabaihi